BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Senin, 29 Maret 2010

Application-Letter2

Panasonic Semiconductor Corp.
Jln. Kosambi No. 16
Bandung 11122





July 16th, 2009

Mr. Deni Sumargo
Finance Manager
Aspac Corporation
Jl Bali No. 45
Bekasi 54321

Dear Mr. Sumargo :
Miss Hani Yulianti have seen your advertisement for Accounting Staff to the Executive Director of Aspac Corporation and has given your name as a reference.
We would be glad if you could give us your opinion of her suitability for the position we have. We are particularly interested in appointing someone with Accounting background and some work experience with Accounting skills.
Any information that you can give us will of course be treated as strickly confidential.

Sincerely Yours,

Pippo Inzaghi
Accounting Manager

CURRICULUM VITAE

Hani Yulianti


Date of birth : 13 May, 1988
Age : 21
Nationality : Indonesia
Home Address : Jln. Raya Gede No. 26
Karawang 41361
Marital Status : Single
Sex : Female
Education : Elementary School 1 Puseurjaya
Junior High School 1 Karawang
Senior High School 1 Karawang
Gunadarma University
Activities : Student of Computer Accounting, Accounting Laboratorium Assistant
Work Experience : 2006-2007 Accounting Staff in Panasonic Semiconductor Corp.
2007-2008 Training Job in Tax Office.
Skills : Accounting Procedures, Programming, Multimedia Application.
Interest : Playing game and watching action movie
Language : Fluency in English and Japanese.

Application Letter

July 6th, 2009

Mr. Deni Sumargo
Aspac Corporation
Jl Bali No. 45
Bekasi 54321

Dear Mr. Sumargo :
Having heard from a friend of mine who works for your company that you need Accounting Staff. I herewith take the liberty of tendering my application.
As you can see in my curriculum vitae, my education and work experience as personal Accounting have given me excellent Accounting skills.
I enclose my curriculum vitae and would very grateful if you would give me an opportunity of an interview anyday after 6 July.
I look forward to opportunity of an interview in your office.

Sincerely yours,

Hani Yulianti


Enc : Curriculum Vitae









CURRICULUM VITAE
Hani Yulianti


Date of birth : 13 May, 1988
Age : 21
Nationality : Indonesia
Home Address : Jln. Raya Gede No. 26
Karawang 41361
Marital Status : Single
Sex : Female
Education : Elementary School 1 Puseurjaya
Junior High School 1 Karawang
Senior High School 1 Karawang
Gunadarma University
Activities : Student of Computer Accounting, Accounting Laboratorium Assistant
Work Experience : 2006-2007 Accounting Staff in Panasonic Semiconductor Corp.
2007-2008 Training Job in Tax Office.
Skills : Accounting Procedures, Programming, Multimedia Application.
Interest : Playing game and watching action movie
Language : Fluency in English and Japanese.











Panasonic Semiconductor Corp.
Jln. Kosambi No. 16
Bandung 11122


July 16th, 2009

Mr. Deni Sumargo
Finance Manager
Aspac Corporation
Jl Bali No. 45
Bekasi 54321

Dear Mr. Sumargo :
Miss Hani Yulianti have seen your advertisement for Accounting Staff to the Executive Director of Aspac Corporation and has given your name as a reference.
We would be glad if you could give us your opinion of her suitability for the position we have. We are particularly interested in appointing someone with Accounting background and some work experience with Accounting skills.
Any information that you can give us will of course be treated as strickly confidential.

Sincerely Yours,

Pippo Inzaghi
Accounting Manager

Minggu, 28 Maret 2010

TUGAS 2

1. Apa hasil dari operasi berikut ini :
First = False, Second = False, Third = True
a)(First and Second) or Third = True
b)First or (Second and Third) = False
c)Not First or (Second and Not Third) =True
d)(Second or Third) and (Not First or Second) = True
e)Not (Not Second and Third) and First = False
2.Jika diketahui :
S1 = “PAGI”
S2 = “SIANG”
S3 = “MALAM”
Apa hasil dari operasi berikut ini :
a) Length (S1) + Length (S2) = 4 + 5 = 9
b) Length (Concat(S2,S3)) =Length(SIANGMALAM) = 10
c) Substr (Concat(S2,S1),4,Length(S1)+1)= Substr(SIANGPAGI,4,5)=NGPAG
d) Insert (S1,Delete(S3,1,3),1)= Insert(PAGI,AM,1)=AMPAGI
e) Insert (S1,Substr(S2,2,3),3)= Insert(PAGI,IAN,3)=PAIANGI

Senin, 15 Maret 2010

TIPS MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR

• Tetapkan Tujuan
Agar lebih memotivasi diri Anda belajar, Anda harus mempunyai suatu tujuan yang hendak dicapai. Tujuan-tujuan tersebut dapat berjangka pendek ataupun panjang. Salah satu tujuan jangka pendek dalam belajar adalah belajar secukupnya agar dapat mereservasi sebuah kamar hotel. Sedangkan tujuan jangka panjang mendapatkan nilai yang memuaskan dalam tes atau ujian, serta bagi mahasiswa lulus dengan predikat cum laude.
• Bergaullah dengan orang-orang yang senang belajar
Bergaul dengan orang-orang yang senang belajar dan berprestasi, akan membuat kita pun gemar belajar. Selain itu, coba cari orang atau komunitas yang mempunyai kebiasaan baik dalam belajar.

Bertanyalah tentang pengalaman di berbagai tempat kepada orang-orang yang pernah atau sedang melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi, orang-orang yang mendapat beasiwa belajar di luar negeri, atau orang-orang yang mendapat penghargaan atas sebuah presrasi.

Kebiasaan dan semangat mereka akan menular kepada kita. Seperti halnya analogi orang yang berteman dengan tukang pandai besi atau penjual minyak wangi. Jika kita bergaul dengan tukang pandai besi, maka kita pun turut terciprat bau bakaran besi, dan jika bergaul dengan penjual minyak wangi, kita pun akan terciprat harumnya minyak wangi.
• Belajar apapun
Pengertian belajar di sini dipahami secara luas, baik formal maupun nonformal. Kita bisa belajar tentang berbagai keterampilan seperti merakit komputer, belajar menulis, membuat film, berlajar berwirausaha, dan lain lain-lainnya.
• Belajar dari internet
Kita bisa memanfaatkan internet untuk bergabung dengan kumpulan orang-orang yang senang belajar. Salah satu milis dapat menjadi ajang kita bertukar pendapat, pikiran, dan memotivasi diri. Sebagai contoh, jika ingin termotivasi untuk belajar bahasa Inggris, kita bisa masuk ke milis Free-English-Course@yahoogroups.com.
• Bergaulah dengan orang-orang yang optimis dan selalu berpikiran positif
Di dunia ini, ada orang yang selalu terlihat optimis meski masalah merudung. Kita akan tertular semangat, gairah, dan rasa optimis jika sering bersosialisasi dengan orang-orang atau berada dalam komunitas seperti itu, dan sebaliknya.
• Cari motivator
Kadangkala, seseorang butuh orang lain sebagai pemacu atau mentor dalam menjalani hidup. Misalnya: teman, pacar, ataupun pasangan hidup. Anda pun bisa melakukan hal serupa dengan mencari seseorang/komunitas yang dapat membantu mengarahakan atau memotivasi Anda belajar dan meraih prestasi.

MENUJU HIDUP SEHAT

Ada 14 tips menuju sehat, antara lain :
1. Mulai hari dengan sarapan
Penelitian menunjukan bahwa orang yang terbiasa sarapan pagi bertubuh lebih langsing dibandingkan mereka tidak sarapan juga bagus untuk menjaga berat badan ideal, mengurangi risiko obesitas, diabetes, penyakit jantung dan stroke.
2. Pilih menu seimbang
Jangan biarkan piring Anda dipenuhi makanan berkabohidrat atau berprotein semua. Usahakan tetap ada sayur atau salad buah. Pilih buah dan sayur berwarna cerah karena semakin cerah warnanya semakin banyak kandungan vitamin dan mineralnya.
3. Makan banyak sayur-sayuran, buah-buahan, biji-bijian seperti tempe, tahu dan makanan yang banyak mengandung serat. Paling tidak satu atau dua kali sehari mengkonsumsi sayuran hijau dan buah-buahan.
4. Bergeraklah!
Parkirlah mobil lebih jauh dari biasanya, hindari lift/elefator dan gunakanlah tangga. Berjalan kaki 30 menit sama dengan dengan 10 menit berolahraga. Lumayan, bukan?
5. Makanan dijaga kebersihannya, beraneka ragam, dan bebas dari zat cemaran lingkungan.
6. Nikmati makananmu
Kebanyakan orang mengira kalau makanan sehat itu tidak enak dan membosankan. Pilihlah jenis makanan yang low fat yang lezat sehingga anda juga menikmatinya. Boleh saja menambahkan rasa kedalam makanan asalkan tidak menambahkan kandungan kalorinya.
7. Hati-hati dengan penggunaaan pemanis buatan, pewarna makanan serta zat pengawet yang berlebihan. Makanan terbaik adalah makanan segar.
8. Kurangi terlalu banyak makanan gorengan dan juga yang mengandung protein dan lemak tinggi serta jeroan.
9. Pilih olahraga yang anda sukai.
Olah raga harusnya menyehatkan, bukannya menyiksa. kegiatan ini merupakan pelampiasan stres yang efektif untuk membuat tubuh kamu sehat. Pilihlah jenis olahraga yang anda sukai, agar terasa menyenangkan saat melakukannya.
10. Hindari stres
Stres mempengaruhi berat badan dan kesehatan anda. Juga berdampak buruk tak hanya pada nafsu makan tapi juga pada kemampuan tubuh dalam mencerna makanan. Sebisa mungkin berpikirlah positif agar terhindar dari stres.
11. Pilih makanan kecil yang sehat
Penelitian menunjukan bahwa makanan kecil sehat adalah cara tepat untuk mengontrol salera makan dan mengurangi berat badan. Pilih makanan kecil berupa buah atau susu segar.
12. Konsumsilah air lebih banyak lagi
Penilitian menunjukan bahwa konsumsi air yang cukup tak hanya bagus untuk kesehatan,
tapi juga membantu proses diet. Air bermanfaat untuk membantu kelancaran metabolisme tubuh.
13. Batasi makanan yang diolah dengan suhu tinggi dan lama atau dengan pengolahan tertentu yang dapat menimbulkan prokarsinogen seperti makanan yang diasinkan, diasap, dibakar, dipanggang sampai keluar arang (gosong) . Yang terbaik adalah makanan yang direbus.
14. Sebaiknya tidak berlebihan mengkonsumsi minuman yang mengandung alkohol dan juga merokok.
Banyak penelitian yang menyebutkan bahwa mereka yang menerapkan pola hidup sehat dalam kesehariannya akan terhindar dari beberapa penyakit kronis seperti kanker, diabetes dan penyakit jantung.
Penelitian terakhir di lakukan di Jerman dengan mengampil sampel sebanyak 23.513 orang dewasa yang berusia antara 35 sampai 65 tahun. Penelitian dimulai pada pertengahan tahun 90an. Faktor yang diperhatikan termasuk berat badan dan tinggi badan, riwayat penyakit sebelumnya, serta makanan yang mereka konsumsi.
Empat pola hidup sehat yang mereka harus ikuti selama delapan tahun penelitian adalah :
• Tidak merokok.
• Berolah raga sekurang kurangnya 3,5 jam per mingu.
• Menjaga body mass index (BMI) kurang dari 30
• Konsumsi makanan sehat seperti buah buahan, sayur mayur, roti dan mengurangi daging.
Setelah penelitian berjalan, sebagian besar responden hanya melakukan salah satu dari empat kebiasaan tersebut dan hanya 9% yang melaksakan ke empat empatnya.
Setelah mengubah pola hidup yang berpengaruh pada terjadinya penyakit, para peneliti menyimpulkan bahwa mereka yang mengikuti keempat pola hidup sehat tersebut akan menurunkan resiko menderita penyakit khronis sebanyak 78%. Rinciannya sebagai berikut :
• Resiko menderita penyakit diabetes tipe 2 menurun sebanyak 93%.
• Resiko menderita penyakit jantung menurun sebanyak 81%.
• Resiko menderita stroke menurun sebanyak 50%.
• Resiko menderita kanker menurun sebanyak 36%.
Penelitian ini juga menyebutkan bahwa semakin muda kebiasaan ini dilakukan maka hasil yang dicapai akan semakin memuaskan. Jadi kalau anda ingin senantiasa sehat, segera lakukan keempat tips diatas.

PERKEMBANGAN EKONOMI MIKRO DI INDONESIA

Peranan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
Setelah krisis ekonomi dan pemulihan berjalan selama tujuh tahun, beberapa studi telah menunjukkan bahwa ekonomi Indonesia tidak hanya mengandalkan peranan usaha besar, dan UMKM terbukti mempunyai ketahanan relatif lebih baik dibandingkan usaha dengan skala lebih besar. Tidak mengherankan bahwa baik pada masa krisis dan masa pemulihan perekonomian Indonesia saat ini, UMKM memiliki peranan yang sangat strategis dan penting ditinjau dari berbagai aspek. Pertama, jumlah industrinya yang besar dan terdapat dalam setiap sektor ekonomi. Kedua, potensinya yang besar dalam menciptakan lebih banyak kesempatan kerja bila dibandingkan dengan investasi yang sama pada usaha dengan skala lebih besar. Ketiga, kontribusi UMKM dalam pembentukkan PDB cukup signifikan. Keempat, memiliki sumbangan kepada devisa negara dengan nilai ekspor yang cukup stabil.

Kebijakan dan Strategi Perbankan dalam Pengembangan UMKM
Dalam rangka mendukung pemberdayaan dan pengembangan UMKM terutama dalam mempermudah akses UMKM kepada layanan kredit perbankan, maka perlu meningkatkan beberapa upaya antara lain melalui penerapan kebijakan kredit perbankan, pemberian bantuan teknis kepada UMKM, pengembangan kelembagaan dan hubungan kerjasama dengan Pemerintah dan Pihak terkait.

1. Kebijakan kredit perbankan
Melalui pengaturan kredit Usaha Kecil, menyesuaikan ketentuan perbankan dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian (prudential banking) dan peraturan perundangan yang berlaku.

2. Pemberian bantuan teknis
Pemberian bantuan teknis ini berupa pelatihan kepada petugas perbankan dalam meningkatkan kemampuan melayani kredit UMKM, kegiatan penelitian yang menunjang penyaluran kredit kepada UMKM, dan penyediaan informasi UMKM melalui sistem informasi terpadu.

3. Pengembangan kelembagaan. Antara lain penguatan kelembagaan BPR, khususnya dalam meningkatkan daya saing BPR. Mendorong pembentukkan UMKM Center Perbankan, yaitu penyediaan informasi UMKM dan saran komunikasi antara bank dengan UMKM. Pembentukan Biro kredit, yaitu lembaga yang menghimpun dan menyajikan data historis dari debitur perbankan maupun non bank, yang nantinya akan mencakup seluruh informasi debitur dengan jumlah pinjaman terkecil hingga terbesar

4. Hubungan kerjasama Bank Indonesia dengan Pemerintah dan pihak-pihak terkait. Pengembangan UMKM selama ini juga bersinggungan dengan Pemerintah maupun pihak-pihak lain yang terkait terutama dengan kebijakan teknis pengembangan UMKM, antara lain : Kerjasama dengan pemerintah dalam penanggulangan kemiskinan, memfasilitasi pertemuan antara pemerintah, perbankan dan dunia usaha. Pemberdayaan Konsultan Keuangan Mitra Bank (KKMB) untuk memberdayakan konsultan/pendamping baik swasta maupun yang dibentuk pemerintah, yang selama ini terlibat dalam pengembangan UMKM.


Peran Pemerintah
Melangkah dalam penguatan UMKM di dalam sektor swasta, paling tidak ada tiga peranan utama pemerintah nasional dan lokal. Yakni: (1) secara aktif mencari pertumbuhan ekonomi, (2) menciptakan iklim usaha yang kondusif, dan (3) membuka akses terhadap sumber dinamika pertumbuhan internal UMKM itu sendiri, seperti pembiayaan dan kredit, akses pasar, teknologi dan perbaikan manajemen. Selain itu pemerintah perlu fokus terhadap permasalahan utama yaitu kemiskinan, memberdayakan manusia agar dapat mengikuti mekanisme pasar

Peran BUMN
BUMN sebenarnya sudah masuk didalamnya, yaitu melalui melalui Kredit Layak Usaha Tanpa Agunan (KLTA). KLTA adalah skema kredit untuk usaha mikro dengan syarat ringan, prosedur mudah, pencairan kredit cepat, bunga ringan yang didukung oleh bank pemerintah dan lembaga keuangan pemerintah non bank serta dijamin oleh BUMN.


Perkembangan UKM (Usaha Kecil dan Mikro)
Berdasarkan Data BPS tahun 2005, kondisi UKM periode 2001 sampai 2004 menunjukkan perkembangan positif. Selama periode ini, kontribusi UKM terhadap produk domestik bruto rata-rata mencapai 56,04 persen. Secara sektoral aktivitas UKM ini mendominasi sektor pertanian, bangunan, perdagangan, hotel dan restoran
Kemampuan sektor usaha dalam menciptakan nilai tambah sangat berbeda antara satu kelompok usaha dengan lainnya dan mencerminkan karakteristik masing-masing pelaku usaha. Data BPS tahun 2005, menunjukkan bahwa dari jumlah 43,22 juta unit UKM tahun 2004 meningkat 1,61 persen dibandingkan dengan tahun 2003, dan jumlah ini merupakan bagian terbesar pelaku usaha di Indonesia. Sementara tenaga kerja yang diserap oleh UKM tahun 2004 mencapai 70,92 juta orang, turun 0,25 persen dibandingkan tahun 2003.
Perkembangan kontribusi UKM dan kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja selama periode diatas menggambarkan produktivitas pelaku UKM. Produktivitas Usaha Kecil sebesar Rp10,37 juta per tenaga kerja tahun 2003, meningkat cukup besar pada tahun 2004 menjadi Rp11,57 juta per tenaga kerja. Sementara itu produktivitas kelompok Usaha Menengah dan Besar pada tahun 2003 masing-masing sebesar Rp33,70 juta dan Rp1,87 miliar per tenaga kerja per tahun. Pada tahun 2004 besaran ini meningkat masing-masing menjadi Rp38,71 juta dan Rp2,22 miliar per tenaga kerja per tahun.
Dari uraian diatas, terlihat bahwa masing-masing kelompok usaha memiliki keunggulan komparatif dan saling melengkapi satu dengan lainnya. Kelompok Usaha Besar memiliki potensi sebagai motor pertumbuhan, sementara kelompok Usaha Kecil sebagai penyeimbang pemerataan dan penyerapan tenaga kerja. Namun, hal ini juga memperlihatkan bahwa unit-unit usaha kecil dan menengah pada umumnya masih menjadi sandaran hidup masyarakat kecil yang jumlahnya besar.
Dalam kaitannya dengan pemanfaatan sumber-sumber pembiayaan UKM masih menunjukkan perkembangan yang bervariasi. Data Survei Usaha Tertintegrasi (SUSI) yang dilakukan oleh BPS pada tahun 2001, menunjukkan bahwa dari 14.660.645 UKM yang tidak berbadan hukum, tercatat 2.131.810 UKM yang memanfaatkan pinjaman dalam upaya mendukung proses pengembangan usahanya. Sumber – sumber permodalan yang tersedia bagi UKM dikategorikan dalam perbankan, koperasi, lembaga keuangan non bank, modal ventura, perorangan, keluarga/famili, dan lain-lain. Dari total UKM yang memanfaatkan pinjaman, sumber pinjaman yang berasal dari lain-lain masih menduduki posisi teratas dalam memberikan pelayanan terhadap kebutuhan permodalan UKM yaitu sebanyak 639.688 UKM atau 30,01 persen, koperasi mampu memberikan pelayanan kepada 84.037 UKM atau 3,94 persen, selebihnya adalah dari sumber perorangan sebanyak 605.191 UKM atau 28,39 persen; perbankan sebanyak 361.688 UKM atau 16,97 persen; keluarga/famili sebanyak 350.419 UKM atau 16,44 persen; lembaga keuangan non bank sebanyak 74.785 UKM atau 3,51 persen dan modal ventura sebanyak 16.002 UKM atau 0,75 persen.
Sedangkan pada survei yang dilakukan pada tahun 2002, hasilnya menunjukkan adanya perubahan dibandingkan tahun 2001 dimana sumber permodalan koperasi tercatat mampu memberikan pelayanan kepada 101.025 UKM atau mengalami peningkatan sebesar 20,21 persen. Perorangan sebanyak 742.326 UKM atau mengalami peningkatan sebesar 22,66 persen, Keluarga/famili sebanyak 413.174 UKM atau mengalami peningkatan sebesar 17,91 persen.
Pembiayaan yang bersumber dari lembaga keuangan non bank sebanyak 82.962 UKM atau mengalami peningkatan sebesar 10,93 persen, perbankan sebanyak 385.383
UKM atau mengalami peningkatan sebesar 6,55 persen dan sumber permodalan lainnya sebanyak 661.629 UKM atau mengalami peningkatan sebesar 3,43 persen. Sedangkan sumber permodalan yang berasal dari modal ventura mengalami penurunan dari tahun sebelumnya hingga mencapai 50,18 persen yaitu dari 16.002 UKM menjadi 7.972 UKM. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sebagian besar UKM belum tersentuh oleh lembaga-lembaga keuangan.
Sedangkan dilihat dari lembaga keuangan formal yang identik dengan perbankan, pemberian berbagai kredit untuk membantu permodalan UKM sangat kecil persentasenya jika dibandingkan dengan jumlah kredit yang diberikan kepada pelaku Usaha Besar. Bahkan dalam rentang tahun 2000 sampai dengan 2004 kredit yang diberikan kepada UMKM porsinya semakin mengecil (Lihat Tabel 3). Hal ini semakin memperjelas bahwa hanya menggantungkan sumber pembiayaan dari lembaga keuangan formal tidak akan mampu mengembangkan UKM, oleh karena itu perlu dikembangkan alternatif sumber-sumber pembiayaan yang mampu menjawab kebutuhan UKM yaitu LKM.

Sabtu, 13 Maret 2010

PERKEMBANGAN EKONOMI MIKRO DI INDONESIA

Peranan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
Setelah krisis ekonomi dan pemulihan berjalan selama tujuh tahun, beberapa studi telah menunjukkan bahwa ekonomi Indonesia tidak hanya mengandalkan peranan usaha besar, dan UMKM terbukti mempunyai ketahanan relatif lebih baik dibandingkan usaha dengan skala lebih besar. Tidak mengherankan bahwa baik pada masa krisis dan masa pemulihan perekonomian Indonesia saat ini, UMKM memiliki peranan yang sangat strategis dan penting ditinjau dari berbagai aspek. Pertama, jumlah industrinya yang besar dan terdapat dalam setiap sektor ekonomi. Kedua, potensinya yang besar dalam menciptakan lebih banyak kesempatan kerja bila dibandingkan dengan investasi yang sama pada usaha dengan skala lebih besar. Ketiga, kontribusi UMKM dalam pembentukkan PDB cukup signifikan. Keempat, memiliki sumbangan kepada devisa negara dengan nilai ekspor yang cukup stabil.

Kebijakan dan Strategi Perbankan dalam Pengembangan UMKM
Dalam rangka mendukung pemberdayaan dan pengembangan UMKM terutama dalam mempermudah akses UMKM kepada layanan kredit perbankan, maka perlu meningkatkan beberapa upaya antara lain melalui penerapan kebijakan kredit perbankan, pemberian bantuan teknis kepada UMKM, pengembangan kelembagaan dan hubungan kerjasama dengan Pemerintah dan Pihak terkait.

1. Kebijakan kredit perbankan
Melalui pengaturan kredit Usaha Kecil, menyesuaikan ketentuan perbankan dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian (prudential banking) dan peraturan perundangan yang berlaku.

2. Pemberian bantuan teknis
Pemberian bantuan teknis ini berupa pelatihan kepada petugas perbankan dalam meningkatkan kemampuan melayani kredit UMKM, kegiatan penelitian yang menunjang penyaluran kredit kepada UMKM, dan penyediaan informasi UMKM melalui sistem informasi terpadu.

3. Pengembangan kelembagaan. Antara lain penguatan kelembagaan BPR, khususnya dalam meningkatkan daya saing BPR. Mendorong pembentukkan UMKM Center Perbankan, yaitu penyediaan informasi UMKM dan saran komunikasi antara bank dengan UMKM. Pembentukan Biro kredit, yaitu lembaga yang menghimpun dan menyajikan data historis dari debitur perbankan maupun non bank, yang nantinya akan mencakup seluruh informasi debitur dengan jumlah pinjaman terkecil hingga terbesar

4. Hubungan kerjasama Bank Indonesia dengan Pemerintah dan pihak-pihak terkait. Pengembangan UMKM selama ini juga bersinggungan dengan Pemerintah maupun pihak-pihak lain yang terkait terutama dengan kebijakan teknis pengembangan UMKM, antara lain : Kerjasama dengan pemerintah dalam penanggulangan kemiskinan, memfasilitasi pertemuan antara pemerintah, perbankan dan dunia usaha. Pemberdayaan Konsultan Keuangan Mitra Bank (KKMB) untuk memberdayakan konsultan/pendamping baik swasta maupun yang dibentuk pemerintah, yang selama ini terlibat dalam pengembangan UMKM.


Peran Pemerintah
Melangkah dalam penguatan UMKM di dalam sektor swasta, paling tidak ada tiga peranan utama pemerintah nasional dan lokal. Yakni: (1) secara aktif mencari pertumbuhan ekonomi, (2) menciptakan iklim usaha yang kondusif, dan (3) membuka akses terhadap sumber dinamika pertumbuhan internal UMKM itu sendiri, seperti pembiayaan dan kredit, akses pasar, teknologi dan perbaikan manajemen. Selain itu pemerintah perlu fokus terhadap permasalahan utama yaitu kemiskinan, memberdayakan manusia agar dapat mengikuti mekanisme pasar

Peran BUMN
BUMN sebenarnya sudah masuk didalamnya, yaitu melalui melalui Kredit Layak Usaha Tanpa Agunan (KLTA). KLTA adalah skema kredit untuk usaha mikro dengan syarat ringan, prosedur mudah, pencairan kredit cepat, bunga ringan yang didukung oleh bank pemerintah dan lembaga keuangan pemerintah non bank serta dijamin oleh BUMN.


Perkembangan UKM (Usaha Kecil dan Mikro)Berdasarkan Data BPS tahun 2005, kondisi UKM periode 2001 sampai 2004 menunjukkan perkembangan positif. Selama periode ini, kontribusi UKM terhadap produk domestik bruto rata-rata mencapai 56,04 persen. Secara sektoral aktivitas UKM ini mendominasi sektor pertanian, bangunan, perdagangan, hotel dan restoran
Kemampuan sektor usaha dalam menciptakan nilai tambah sangat berbeda antara satu kelompok usaha dengan lainnya dan mencerminkan karakteristik masing-masing pelaku usaha. Data BPS tahun 2005, menunjukkan bahwa dari jumlah 43,22 juta unit UKM tahun 2004 meningkat 1,61 persen dibandingkan dengan tahun 2003, dan jumlah ini merupakan bagian terbesar pelaku usaha di Indonesia. Sementara tenaga kerja yang diserap oleh UKM tahun 2004 mencapai 70,92 juta orang, turun 0,25 persen dibandingkan tahun 2003.
Perkembangan kontribusi UKM dan kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja selama periode diatas menggambarkan produktivitas pelaku UKM. Produktivitas Usaha Kecil sebesar Rp10,37 juta per tenaga kerja tahun 2003, meningkat cukup besar pada tahun 2004 menjadi Rp11,57 juta per tenaga kerja. Sementara itu produktivitas kelompok Usaha Menengah dan Besar pada tahun 2003 masing-masing sebesar Rp33,70 juta dan Rp1,87 miliar per tenaga kerja per tahun. Pada tahun 2004 besaran ini meningkat masing-masing menjadi Rp38,71 juta dan Rp2,22 miliar per tenaga kerja per tahun.
Dari uraian diatas, terlihat bahwa masing-masing kelompok usaha memiliki keunggulan komparatif dan saling melengkapi satu dengan lainnya. Kelompok Usaha Besar memiliki potensi sebagai motor pertumbuhan, sementara kelompok Usaha Kecil sebagai penyeimbang pemerataan dan penyerapan tenaga kerja. Namun, hal ini juga memperlihatkan bahwa unit-unit usaha kecil dan menengah pada umumnya masih menjadi sandaran hidup masyarakat kecil yang jumlahnya besar.
Dalam kaitannya dengan pemanfaatan sumber-sumber pembiayaan UKM masih menunjukkan perkembangan yang bervariasi. Data Survei Usaha Tertintegrasi (SUSI) yang dilakukan oleh BPS pada tahun 2001, menunjukkan bahwa dari 14.660.645 UKM yang tidak berbadan hukum, tercatat 2.131.810 UKM yang memanfaatkan pinjaman dalam upaya mendukung proses pengembangan usahanya. Sumber – sumber permodalan yang tersedia bagi UKM dikategorikan dalam perbankan, koperasi, lembaga keuangan non bank, modal ventura, perorangan, keluarga/famili, dan lain-lain. Dari total UKM yang memanfaatkan pinjaman, sumber pinjaman yang berasal dari lain-lain masih menduduki posisi teratas dalam memberikan pelayanan terhadap kebutuhan permodalan UKM yaitu sebanyak 639.688 UKM atau 30,01 persen, koperasi mampu memberikan pelayanan kepada 84.037 UKM atau 3,94 persen, selebihnya adalah dari sumber perorangan sebanyak 605.191 UKM atau 28,39 persen; perbankan sebanyak 361.688 UKM atau 16,97 persen; keluarga/famili sebanyak 350.419 UKM atau 16,44 persen; lembaga keuangan non bank sebanyak 74.785 UKM atau 3,51 persen dan modal ventura sebanyak 16.002 UKM atau 0,75 persen.
Sedangkan pada survei yang dilakukan pada tahun 2002, hasilnya menunjukkan adanya perubahan dibandingkan tahun 2001 dimana sumber permodalan koperasi tercatat mampu memberikan pelayanan kepada 101.025 UKM atau mengalami peningkatan sebesar 20,21 persen. Perorangan sebanyak 742.326 UKM atau mengalami peningkatan sebesar 22,66 persen, Keluarga/famili sebanyak 413.174 UKM atau mengalami peningkatan sebesar 17,91 persen.
Pembiayaan yang bersumber dari lembaga keuangan non bank sebanyak 82.962 UKM atau mengalami peningkatan sebesar 10,93 persen, perbankan sebanyak 385.383
UKM atau mengalami peningkatan sebesar 6,55 persen dan sumber permodalan lainnya sebanyak 661.629 UKM atau mengalami peningkatan sebesar 3,43 persen. Sedangkan sumber permodalan yang berasal dari modal ventura mengalami penurunan dari tahun sebelumnya hingga mencapai 50,18 persen yaitu dari 16.002 UKM menjadi 7.972 UKM. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sebagian besar UKM belum tersentuh oleh lembaga-lembaga keuangan.
Sedangkan dilihat dari lembaga keuangan formal yang identik dengan perbankan, pemberian berbagai kredit untuk membantu permodalan UKM sangat kecil persentasenya jika dibandingkan dengan jumlah kredit yang diberikan kepada pelaku Usaha Besar. Bahkan dalam rentang tahun 2000 sampai dengan 2004 kredit yang diberikan kepada UMKM porsinya semakin mengecil (Lihat Tabel 3). Hal ini semakin memperjelas bahwa hanya menggantungkan sumber pembiayaan dari lembaga keuangan formal tidak akan mampu mengembangkan UKM, oleh karena itu perlu dikembangkan alternatif sumber-sumber pembiayaan yang mampu menjawab kebutuhan UKM yaitu LKM.

PERKEMBANGAN EKONOMI MIKRO DI INDONESIA


Peranan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
Setelah krisis ekonomi dan pemulihan berjalan selama tujuh tahun, beberapa studi telah menunjukkan bahwa ekonomi Indonesia tidak hanya mengandalkan peranan usaha besar, dan UMKM terbukti mempunyai ketahanan relatif lebih baik dibandingkan usaha dengan skala lebih besar. Tidak mengherankan bahwa baik pada masa krisis dan masa pemulihan perekonomian Indonesia saat ini, UMKM memiliki peranan yang sangat strategis dan penting ditinjau dari berbagai aspek. Pertama, jumlah industrinya yang besar dan terdapat dalam setiap sektor ekonomi. Kedua, potensinya yang besar dalam menciptakan lebih banyak kesempatan kerja bila dibandingkan dengan investasi yang sama pada usaha dengan skala lebih besar. Ketiga, kontribusi UMKM dalam pembentukkan PDB cukup signifikan. Keempat, memiliki sumbangan kepada devisa negara dengan nilai ekspor yang cukup stabil.

Kebijakan dan Strategi Perbankan dalam Pengembangan UMKM
Dalam rangka mendukung pemberdayaan dan pengembangan UMKM terutama dalam mempermudah akses UMKM kepada layanan kredit perbankan, maka perlu meningkatkan beberapa upaya antara lain melalui penerapan kebijakan kredit perbankan, pemberian bantuan teknis kepada UMKM, pengembangan kelembagaan dan hubungan kerjasama dengan Pemerintah dan Pihak terkait.

1. Kebijakan kredit perbankan
Melalui pengaturan kredit Usaha Kecil, menyesuaikan ketentuan perbankan dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian (prudential banking) dan peraturan perundangan yang berlaku.

2. Pemberian bantuan teknis
Pemberian bantuan teknis ini berupa pelatihan kepada petugas perbankan dalam meningkatkan kemampuan melayani kredit UMKM, kegiatan penelitian yang menunjang penyaluran kredit kepada UMKM, dan penyediaan informasi UMKM melalui sistem informasi terpadu.

3. Pengembangan kelembagaan. Antara lain penguatan kelembagaan BPR, khususnya dalam meningkatkan daya saing BPR. Mendorong pembentukkan UMKM Center Perbankan, yaitu penyediaan informasi UMKM dan saran komunikasi antara bank dengan UMKM. Pembentukan Biro kredit, yaitu lembaga yang menghimpun dan menyajikan data historis dari debitur perbankan maupun non bank, yang nantinya akan mencakup seluruh informasi debitur dengan jumlah pinjaman terkecil hingga terbesar

4. Hubungan kerjasama Bank Indonesia dengan Pemerintah dan pihak-pihak terkait. Pengembangan UMKM selama ini juga bersinggungan dengan Pemerintah maupun pihak-pihak lain yang terkait terutama dengan kebijakan teknis pengembangan UMKM, antara lain : Kerjasama dengan pemerintah dalam penanggulangan kemiskinan, memfasilitasi pertemuan antara pemerintah, perbankan dan dunia usaha. Pemberdayaan Konsultan Keuangan Mitra Bank (KKMB) untuk memberdayakan konsultan/pendamping baik swasta maupun yang dibentuk pemerintah, yang selama ini terlibat dalam pengembangan UMKM.


Peran Pemerintah
Melangkah dalam penguatan UMKM di dalam sektor swasta, paling tidak ada tiga peranan utama pemerintah nasional dan lokal. Yakni: (1) secara aktif mencari pertumbuhan ekonomi, (2) menciptakan iklim usaha yang kondusif, dan (3) membuka akses terhadap sumber dinamika pertumbuhan internal UMKM itu sendiri, seperti pembiayaan dan kredit, akses pasar, teknologi dan perbaikan manajemen. Selain itu pemerintah perlu fokus terhadap permasalahan utama yaitu kemiskinan, memberdayakan manusia agar dapat mengikuti mekanisme pasar

Peran BUMN
BUMN sebenarnya sudah masuk didalamnya, yaitu melalui melalui Kredit Layak Usaha Tanpa Agunan (KLTA). KLTA adalah skema kredit untuk usaha mikro dengan syarat ringan, prosedur mudah, pencairan kredit cepat, bunga ringan yang didukung oleh bank pemerintah dan lembaga keuangan pemerintah non bank serta dijamin oleh BUMN.


Perkembangan UKM (Usaha Kecil dan Mikro)Berdasarkan Data BPS tahun 2005, kondisi UKM periode 2001 sampai 2004 menunjukkan perkembangan positif. Selama periode ini, kontribusi UKM terhadap produk domestik bruto rata-rata mencapai 56,04 persen. Secara sektoral aktivitas UKM ini mendominasi sektor pertanian, bangunan, perdagangan, hotel dan restoran
Kemampuan sektor usaha dalam menciptakan nilai tambah sangat berbeda antara satu kelompok usaha dengan lainnya dan mencerminkan karakteristik masing-masing pelaku usaha. Data BPS tahun 2005, menunjukkan bahwa dari jumlah 43,22 juta unit UKM tahun 2004 meningkat 1,61 persen dibandingkan dengan tahun 2003, dan jumlah ini merupakan bagian terbesar pelaku usaha di Indonesia. Sementara tenaga kerja yang diserap oleh UKM tahun 2004 mencapai 70,92 juta orang, turun 0,25 persen dibandingkan tahun 2003.
Perkembangan kontribusi UKM dan kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja selama periode diatas menggambarkan produktivitas pelaku UKM. Produktivitas Usaha Kecil sebesar Rp10,37 juta per tenaga kerja tahun 2003, meningkat cukup besar pada tahun 2004 menjadi Rp11,57 juta per tenaga kerja. Sementara itu produktivitas kelompok Usaha Menengah dan Besar pada tahun 2003 masing-masing sebesar Rp33,70 juta dan Rp1,87 miliar per tenaga kerja per tahun. Pada tahun 2004 besaran ini meningkat masing-masing menjadi Rp38,71 juta dan Rp2,22 miliar per tenaga kerja per tahun.
Dari uraian diatas, terlihat bahwa masing-masing kelompok usaha memiliki keunggulan komparatif dan saling melengkapi satu dengan lainnya. Kelompok Usaha Besar memiliki potensi sebagai motor pertumbuhan, sementara kelompok Usaha Kecil sebagai penyeimbang pemerataan dan penyerapan tenaga kerja. Namun, hal ini juga memperlihatkan bahwa unit-unit usaha kecil dan menengah pada umumnya masih menjadi sandaran hidup masyarakat kecil yang jumlahnya besar.
Dalam kaitannya dengan pemanfaatan sumber-sumber pembiayaan UKM masih menunjukkan perkembangan yang bervariasi. Data Survei Usaha Tertintegrasi (SUSI) yang dilakukan oleh BPS pada tahun 2001, menunjukkan bahwa dari 14.660.645 UKM yang tidak berbadan hukum, tercatat 2.131.810 UKM yang memanfaatkan pinjaman dalam upaya mendukung proses pengembangan usahanya. Sumber – sumber permodalan yang tersedia bagi UKM dikategorikan dalam perbankan, koperasi, lembaga keuangan non bank, modal ventura, perorangan, keluarga/famili, dan lain-lain. Dari total UKM yang memanfaatkan pinjaman, sumber pinjaman yang berasal dari lain-lain masih menduduki posisi teratas dalam memberikan pelayanan terhadap kebutuhan permodalan UKM yaitu sebanyak 639.688 UKM atau 30,01 persen, koperasi mampu memberikan pelayanan kepada 84.037 UKM atau 3,94 persen, selebihnya adalah dari sumber perorangan sebanyak 605.191 UKM atau 28,39 persen; perbankan sebanyak 361.688 UKM atau 16,97 persen; keluarga/famili sebanyak 350.419 UKM atau 16,44 persen; lembaga keuangan non bank sebanyak 74.785 UKM atau 3,51 persen dan modal ventura sebanyak 16.002 UKM atau 0,75 persen.
Sedangkan pada survei yang dilakukan pada tahun 2002, hasilnya menunjukkan adanya perubahan dibandingkan tahun 2001 dimana sumber permodalan koperasi tercatat mampu memberikan pelayanan kepada 101.025 UKM atau mengalami peningkatan sebesar 20,21 persen. Perorangan sebanyak 742.326 UKM atau mengalami peningkatan sebesar 22,66 persen, Keluarga/famili sebanyak 413.174 UKM atau mengalami peningkatan sebesar 17,91 persen.
Pembiayaan yang bersumber dari lembaga keuangan non bank sebanyak 82.962 UKM atau mengalami peningkatan sebesar 10,93 persen, perbankan sebanyak 385.383
UKM atau mengalami peningkatan sebesar 6,55 persen dan sumber permodalan lainnya sebanyak 661.629 UKM atau mengalami peningkatan sebesar 3,43 persen. Sedangkan sumber permodalan yang berasal dari modal ventura mengalami penurunan dari tahun sebelumnya hingga mencapai 50,18 persen yaitu dari 16.002 UKM menjadi 7.972 UKM. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sebagian besar UKM belum tersentuh oleh lembaga-lembaga keuangan.
Sedangkan dilihat dari lembaga keuangan formal yang identik dengan perbankan, pemberian berbagai kredit untuk membantu permodalan UKM sangat kecil persentasenya jika dibandingkan dengan jumlah kredit yang diberikan kepada pelaku Usaha Besar. Bahkan dalam rentang tahun 2000 sampai dengan 2004 kredit yang diberikan kepada UMKM porsinya semakin mengecil (Lihat Tabel 3). Hal ini semakin memperjelas bahwa hanya menggantungkan sumber pembiayaan dari lembaga keuangan formal tidak akan mampu mengembangkan UKM, oleh karena itu perlu dikembangkan alternatif sumber-sumber pembiayaan yang mampu menjawab kebutuhan UKM yaitu LKM.